Halusinasi, jenis, penyebab, dan fenomenanya

Anda harus tahu, ketika berbicara tentang halusinasi, bukan berarti hanya soal penampakan mahluk ghaib dan tetangganya. Artinya, ada banyak jenis halusinasi yang berpotensi dialami manusia.

Halusinasi adalah bagian dari fenomena sistem syaraf dalam memunculkan sensasi. Sensasi sendiri, secara normal, bisa terjadi pada manusia biasanya, dipicu oleh suatu faktor/stimulus. Bisa dari luar maupun dari dalam pikiran itu sendiri.

Misal, ketika anda melihat suatu objek seperti pemandangan pantai, maka sistem syaraf anda akan menterjemah informasi yang ditangkap oleh indera penglihatan. Lalu impresinya akan muncul dalam bentuk gambaran di dalam otak anda. Objek pantai, merupakah faktor luar yang memicu sistem syaraf anda menampilkan sensasi dalam bentuk visual. Tidak hanya itu, pikiran anda yang berpikir bahwa objek pantai itu indah, juga akan memicu sensasi rasa berupa kondisi senang/tenang/bahagia.

Sementara gambaran visual juga dapat muncul di dalam otak, ketika anda memikirkan sesuatu. Ini merupakan bagian dari sensasi dari dalam pikiran. Contoh, ketika anda memikirkan seseorang, maka lintasan gambaran seseorang tersebut akan muncul di dalam otak anda. Tidak hanya itu, ketika pikiran kemudian berasumsi seperti berpikir bahwa orang tersebut menghianati, maka sistem syaraf anda akan memunculkan sensasi rasa sakit.

Sedangkan, halusinasi adalah sebuah persepsi palsu yang terjadi tanpa adanya stimulus. Baik dari luar, maupun adanya upaya tertentu dari dalam pikiran. Persepsi palsu tersebut dapat terjadi pada fungsi ke lima indra manusia. Makanya, halusinasi dapat terjadi dalam bentuk; melihat, mendengar, meraba, mengecap, atau mencium bau, sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

Halusinasi adalah fenomena alamiah dari fungsi sistem syaraf manusia. Sebagian orang yang mengalami halusinasi menyadari bahwa itu hanyalah persepsi palsu. Tapi, banyak pula yang  benar-benar percaya bahwa apa yang mereka alami adalah nyata. Ketika manusia berpikir bahwa halusinasinya nyata, maka sudah masuk dalam kategori delusi atau waham.

Ada banyak faktor yang membuat manusia halusinasi terjebak dalam delusi/waham. Diantaranya yakni; Faktor kurangnya wawasan, sistem keyakinan, dan lingkungan.

Manusia yang kurang wawasan tentang fenomena halusinasi, baik pengetahuan mekanisme sistem syaraf dalam memunculkan sensasi, cara kerja pikiran, ilmu kejiwaan, jelas berpotensi delusi. Ini juga yang membuat, manusia yang berhalusinasi dianggap sebuah kelebihan. Sebuah kemampuan untuk melihat, merasa, mendengar, dimensi ghaib. Atau dianggap memiliki sensitifitas tertentu. Di Indonesia malah banyak yang salah kaprah, menyebutnya indigo.

Manusia yang menganut sistem keyakinan tertentu, berpotensi berpikir halusinasi adalah sebuah kebenaran. Seperti, saat berhalusinasi melihat mahluk ghaib, energi spiritual, dan lain sebagainya.

Lingkungan, jelas akan memberi efek yang luar biasa terhadap pikiran manusia. Sebagai contoh, ketika anda berhalusinasi tertentu, dan orang tempat anda berkonsultasi malah membenarkan halusinasi anda, maka secara otomatis anda terjebak dalam delusi. Sebagai contoh, anda berhalusinasi merasakan ada tekanan atau rasa sakit pada tubuh anda, dan secara medis tidak ditemukan adanya penyakit tertentu, lalu oleh dukun, itu adalah serangan energi negatif dari luar. Seperti santet contohnya. Maka jelas anda kemudian percaya itu sebuah kebenaran. Anda terjebak dalam delusi santet. Baca: Delusi menginduksi fisik

Dan atau, ketika anda berhalusinasi melihat sosok tertentu, dan anda malah bertanya dengan orang yang mengidap halusinasi, percaya roh-roh dan sejenisnya. Jelas akhirnya anda masuk dalam kelompok delusi berjamaah. Yang seperti ini banyak…

Jenis-jenis halusinasi

Lalu, apa saja jenis-jenis halusinasi yang berpotensi terjadi pada manusia? Berbagai jenis halusinasi ini sering kali menjadi gejala penyakit tertentu, seperti skizofrenia, namun terkadang juga dapat disebabkan oleh penyalahgunaan obat atau konsumsi alkohol yang berlebihan, demam, kesedihan akibat kehilangan orang terdekat, depresi, atau demensia. Tidak hanya itu, ketidak seimbangan metabolisme tubuh, kondisi fisik lelah, kurang tidur, juga dapat memicu halusinasi.

Berikut ini jenis-jenis halusinasi yang dapat mengintai pikiran Anda:

1. Halusinasi pendengaran (audio)

Ini adalah jenis halusinasi yang menunjukkan persepsi yang salah dari bunyi, musik, kebisingan, atau suara. Mendengar suara-suara ketika tidak ada stimulus pendengaran adalah jenis yang paling umum dari halusinasi audio pada penderita gangguan mental. Suara dapat didengar baik di dalam atau di luar kepala seseorang, dan umumnya dianggap lebih parah ketika hal itu datang dari luar kepala. Suara bisa berupa suara wanita atau pria, yang akrab atau tidak akrab, dan yang berupa kritikan atau pujian. Dalam gangguan mental seperti skizofrenia, suara biasanya negatif dan tidak menyenangkan.

Pada penderita skizofrenia, gejala umum adalah mendengar suara orang yang bercakap-cakap dan berkomentar. Ketika ia mendengar suara-suara berbicara, biasanya itu adalah suara dua orang atau lebih yang berbicara pada satu sama lain. Ia mendengar kritikan atau komentar tentang dirinya, perilakunya, atau pikirannya, dan ia biasanya menjadi orang ketiga (seperti, “tidak, dia bodoh”). Di lain waktu, suara dapat memberitahunya untuk melakukan sesuatu (hal ini sering disebut sebagai perintah halusinasi).

2. Halusinasi pengecapan (gustatorius)

Ini adalah sebuah persepsi yang salah mengenai rasa. Biasanya, pengalaman ini tidak menyenangkan. Misalnya, seorang individu mungkin mengeluh telah mengecap rasa logam secara terus-menerus. Jenis halusinasi ini sering terlihat di beberapa gangguan medis (seperti epilepsi), dibandingkan dengan penderita gangguan mental.

3. Halusinasi penciuman (olfaktori)

Halusinasi ini melibatkan berbagai bau yang tidak ada. Bau ini biasanya tidak menyenangkan, seperti bau muntah, urin, feses, asap, atau daging yang membusuk. Kondisi ini juga sering disebut sebagai phantosmia dan dapat diakibatkan oleh adanya kerusakan saraf di bagian indra penciuman. Kerusakan mungkin disebabkan oleh virus, trauma, tumor otak, atau paparan zat-zat beracun atau obat-obatan. Phantosmia ini juga dapat disebabkan oleh epilepsi.

4. Halusinasi atau sentuhan (taktil)

Ini adalah sebuah persepsi atau sensasi palsu terhadap sentuhan atau sesuatu yang terjadi di dalam atau pada tubuh. Halusinasi sentuhan ini umumnya merasa seperti ada sesuatu yang merangkak di bawah atau pada kulit (ini juga dikenal sebagai formikasi). Contoh lain termasuk perasaan tersetrum pada tubuh, atau merasa disentuh orang lain tetapi sebenarnya tidak ada orang di sekitarnya. Sensasi fisik yang berasal dari gangguan medis dan hypochondriacal preoccupations dengan sensasi fisik normal tidak termasuk sebagai halusinasi somatik.

5. Halusinasi penglihatan (visual)

Ini adalah sebuah persepsi yang salah pada pandangan. Isi dari halusinasi dapat berupa apa saja (seperti bentuk, warna, dan hilatan cahaya), tetapi biasanya orang atau tokoh-tokoh seperti manusia. Misalnya, seseorang merasa ada orang berdiri di belakangnya meskipun tidak ada siapa-siapa. Terkadang seseorang mungkin mengalami persepsi yang salah dari salah satu tokoh yang berkaitan dengan agama (seperti setan).

6. Halusinasi somatik

Ini mengacu pada saat seseorang mengalami perasaan tubuh mereka merasakan nyeri yang parah, misalnya akibat mutilasi atau pergeseran sendi. Pasien juga melaporkan bahwa ia mengalami penyerangan oleh hewan pada tubuh mereka, seperti ular merayap ke dalam perut.

7. Halusinasi temporer

Seseorang dapat mengalami tipe halusinasi ini apabila hubungan mereka dengan orang lain baru saja berakhir atau apabila orang terdekat baru saja meninggal dunia. Anda mungkin mendengar suara atau melihat orang terdekatnya dalam waktu yang singkat. Halusinasi temporer akan menghilang begitu rasa sakit karena kehilangan mereda. Moment-moment yang menimbulkan kesan yang mendalam dapat memicu halusinasi.

Apa penyebab halusinasi?

Seperti sudah dijelaskan diatas, penyebab paling umum dari halusinasi adalah penyakit mental yang dapat meliputi skizofrenia, demensia, delirium, dan lainnya.

Penyalahgunaan zat

Hal ini juga merupakan faktor yang paling banyak menyebabkan halusinasi. Terlalu banyak alkohol atau asupan obat membuat seseorang melihat atau mendengar hal yang tidak nyata.

Kurang tidur

Halusinasi adalah kondisi yang bisa muncul bila Anda benar-benar kurang tidur. Seseorang lebih berkemungkinan mengalami halusinasi apabila ia telah terjaga selama beberapa hari atau belum cukup tidur dalam jangka waktu yang lama.

Obat-obatan

Beberapa pengobatan dapat menyebabkan halusinasi, seperti obat-obatan yang digunakan untuk penyakit Parkinson, depresi, psikosis atau epilepsi.

Penyebab lainnya halusinasi meliputi:

  • Penyakit kronis seperti AIDS, kanker otak, gagal ginjal, dan gagal hati.
  • Demam tinggi terutama pada anak-anak kecil dan lansia.
  • Dikucilkan oleh (atau sengaja mengasingkan diri dari) lingkungan sosialnya.
  • Tuli, buta, atau gangguan penglihatan.
  • Kejang oksipital. Kondisi ini membuat pasien melihat bercak atau cahaya yang berkedip.

Tinggalkan komentar