Mahluk Halus dan Fenomenanya

Berbicara tentang mahluk halus memang akan mengundang berbagai asumsi. Apalagi yang namanya mahluk halus tersebut, sesuatu yang tidak nampak oleh mata biasa alias ghaib!!…

Dari pengalaman sepanjang perjalan spiritual selama ini, yang sering disebut sebagai “makhluk halus” oleh orang Indonesia sebenarnya cuma bagian dari psyche. Bagian dari jiwa orang yang mengklaim itu. Terkadang bahkan bukan klaim dari orangnya, melainkan “mitos” yang dipegang secara turun-temurun. Jadi, secara kultural memang memiliki bentuk dan “energi”. Tetapi semua itu ada di dalam psyche atau jiwa anggota-anggota lingkungan budaya tempat belief system itu dipakai.

Pada beberapa orang yang mempunyai bakat halusinasi, potensi penampakan mahluk halus sering terjadi. Dan pada bagian lain, saat kondisi trance manusia juga sering memunculkan halusinasi.

Dan wujud pernampakannya, sangat tergandung sistem keyakinan, budaya, tradisi, imaginasi dan fantasi masing-masing. Sehingga berbagai penampakan cenderung akan berbeda.

Dalam sebuah kasus saat training, salah satu peserta mempunyai bakat halusinasi. Dimana sering melihat berbagai penampakan. Pada saat itu, saya secara sengaja menginduksi pikirannya tentang sosok/wujud hantu dengan defenisi yang saya rekayasa. Dan ajaib, pada malam nya, yang bersangkutan benar-benar melihat wujud penampakan mahluk halus yang diceritakan.

Begitulah, salah satu bagian dari cara kerja mahluk halus itu muncul. Semakin banyak anda mengetahui jenis mahluk halus, baik dari berbagai cerita, mitos, hingga rekayasa, maka semakin banyak pula potensi anda melihat penampakan mahluk halus.

Baca juga; Kenapa Hantu di Indonesia Berbeda Dengan Eropa?

Apa yang disebut sebagai “malaikat pelindung” di satu subkultur (dalam hal ini, Katolik Jawa) bisa diartikan sebagai “jin” di subkultur lainnya (Jawa Islam), dan bisa berarti “leluhur” di subkultur yang lain lagi (Jawa Abangan). So what?

Yang penting adalah kesehatan jiwa itu, kan? Yang penting bisa berfungsi secara optimal dan bertransformasi sehingga menjadi orang-orang yang lebih manusiawi, dan bukan menjadi seperti anjing-anjing yang menggonggong dan kalau digebuk mengaku bercanda saja.

Energi adalah energi dan bukan makhluk halus. E = mc2. Hukum kekekalan energi. Energi bisa menjadi massa dan sebaliknya bila ada kecepatan. Sangat mudah. Di sisi yang lain, “makhluk halus” adalah hasil konstruksi sosial. Karena itu mesti dilihat dulu, yang ngomong “makhluk halus” itu background budayanya apa.

Kalau memberi konseling ke klien, mau tidak mau harus mengikuti cara penalarannya. Tujuannya agar klien bisa mencapai stabilitas baru dan tenang mengarungi proses transformasi menuju bentuk stabilitas kejiwaan yang lebih tinggi.

Aku pengikut Carl Jung. Archetypes, istilah yang dibuat oleh Jung, dan mungkin itu terminologi yang lebih pas. Makhluk-makhluk halus itu sering kali bisa diinterpretasikan sebagai archetypes yang hidup di dalam jiwa klien itu sendiri. Dan memang memiliki energi yang besar sekali, sehingga bisa mendorong proses transformasi. Jika ditangani dengan benar, itu bisa digunakan untuk membantu menemukan solusi bagi permasalahan hidup yang sedang dihadapi oleh klien itu.

Tinggalkan komentar