Olah Roso Edition; Melihat dengan pikiran

Bagi anda yang pernah mengikuti kelas Neurolism, mungkin semakin memahami tentang mekanisme sistem syaraf dalam memunculkan sensasi. Waktu dan berbagai fenomena dalam kehidupan anda, akan menjadi guru yang menjelaskan tentang bagimana manusia menjalani kehidupan.

Anda seharusnya dapat melihat melalui pikiran. Karena anda juga telah belajar tentang produk pikiran. Tentang bagaimana pikiran dapat memicu sistem syaraf dalam memunculkan sensasi.

Sehingga, segala sesuatu yang masuk dalam otak melalui kelima indera anda, dapat diterjemahkan secara apa adanya. Tanpa distorsi asumsi dan persepsi.

Mekanisme sistem syaraf dalam memunculkan sensasi, adalah cikal bakal berbagai keilmuan spiritual. Mekanisme sistem syaraf juga dimanfaatkan dalam aplikasi dunia hipnosis. Pun hal-hal yang dianggap supranatulan, ke-ghaiban, dan berbagai konsep keilmuan energi.

Pikiran berkerja sesuai dengan mekanismenya. Ia bertumbuh dan belajar dari pengalaman hidup. Dari apa yang di; baca, lihat, dengar, rasakan, sepanjang hidup.

Setiap informasi data yang dikonsumsi, akan menjadi bagian yang mempengaruhi jalan kehidupan selanjutnya. Hidup dan menjelma menjadi entitas dalam dimensi pikiran itu sendiri.

Setiap konsep yang mampu meyakinkan pikiran anda; maka secara otomatis akan menjadi nilai-nilai kebenaran dalam kehidupan anda. Yang artinya, nilai-nilai kebenaran yang anda anut, pada dasarnya terbentuk dari pengalaman anda hidup.

Jadi jangan heran, jika nilai-nilai kebenaran dalam peradaban manusia sering mengalami perbedaan. Anda yang hidup dan bertumbuh di Eropa, jelas akan berbeda dengan orang-orang yang hidup dan bertumbuh di Timur Tengah. Nilai-nilai kebenaran orang dulu, akan berbeda dengan nilai-nilai kebenaran sekarang. Dan akan berbeda lagi dimasa akan datang.

Setiap nilai-nilai kebenaran atau hal-hal yang disimpulkan oleh pikiran sebagai sesuatu yang benar, akan diaplikasikan oleh sistem syaraf dalam bentuk sensasi. Sensasi rasa benar.

Sistem syaraf adalah bagian dari komponen kehidupan. Mampu mengaplikasikan apa yang disimpulkan oleh pikiran sebagai kebenaran dalam bentuk sensasi. Dan pikiran adalah sistem yang menterjemahkan berbagai informasi data. Sehingga muncul sebagai kesimpulan.

Kesimpulan tersebut merupakan asumsi; saya biasa menyebutnya produk pikiran. Yang nilai-nilainya; dihasilkan berdasarkan bagaimana pikiran itu terbentuk. Apa pun yang masih dalam ranah asumsi; bisa jadi benar, bisa jadi salah.

Artinya, apa pun yang anda asumsikan, belum bisa dikatakan mutlak benar. Walau pun anda merasakannya sebagai kebenaran. Bisa jadi itu, sensasi yang dimunculkan sistem syaraf anda saja. Sensasi rasa benar.

Sebagian besar penganut sistem keyakinan, termasuk agama; berada diranah ini. Diranah merasa benar. Dan yang menjadi persoalan adalah; mekanisme pikiran yang ketika merasa benar, maka ada yang salah. Ketika anda berpikir bahwa konsep yang anda yakini sebagai benar, maka konsep yang berlainan atau bertolak belakang dengan anda salah.

Saat anda merasa bahwa Tuhan dalam keyakinan anda benar, maka secara otomatis Tuhan selain tuhan anda adalah salah. Oke, jika seandainya Tuhan yang hidup dalam dimensi pikiran anda sebagai kebenaran; maka lihatlah diluar sana. Ada lebih dari separoh manusia menyembah Tuhan berbeda. Menyembah sebuah kesia-siaan.

Dan begitulah manusia hidup sepanjang sejarah peradaban manusia. Dimana faktanya, Tuhan-tuhan muncul, disembah lalu menghilang bersama kematian pikiran-pikiran yang meyakini keberadaannya.

Saat anda dan kelompok anda mati; maka Tuhan yang anda sembah ikut mati. Menghilang dari dimensi pikiran manusia lainnya.

Para dewa yang dulunya memiliki otoritas dalam peradaban manusia kuno dulu, sekarang menghilang bersama matinya; manusia-manusia yang menyembahnya. Faktanya begitu. Walau pun, anda saat ini mungkin berpikir dunia beserta isinya ini, tidak bisa berjalan tanpa ada nya nilai-nilai kebenaran yang anda yakini. Kondisinya, sama persis tentang bagaimana keyakinan-keyakinan manusia sebelum anda ada.

Anda yang memahami tentang fenomena ini; dan memperhatikannya secara seksama maka secara otomatis bisa memahami bagaimana mekanisme sebuah konsep mempengaruhi manusia. Konsep-konsep yang hidup dalam dimensi pikiran dan diyakini sebagai benar akan memicu sensasi rasa benar.

Ketika anda mampu meyakinkan sebuah pikiran; maka secara otomatis pikiran yang teryakinkan akan memicu sensasi rasa pada manusianya. Inilah yang dilakukan oleh orang-orang dalam membangun peradaban manusia dalam sebuah sistem keyakinan. Termasuk golongan keyakinan anda. Cara kerjanya begitu.

Saat saya mampu meyakinkan pikiran anda bahwa kekasih anda menghianati anda; maka secara otomatis sistem syaraf anda akan memicu rasa sakit. Rasa terluka. Dan itu terasa nyata. Tidak peduli bahwa faktanya belum tentu kekasih anda benar-benar telah menghianati anda.

Sistem syaraf anda buta; ia melihat dan membaca data menggunakan panca indera. Di proses dalam pikiran anda. Yang Bekerja dengan asumsinya. Jadi saat anda berasumsi seseorang menghianati anda; maka secara otomatis akan teraplikasi dalam bentuk sensasi. Sensasi rasa yang nyata.

Bersambung;

3 pemikiran pada “Olah Roso Edition; Melihat dengan pikiran”

  1. Rangkaian kalimat yg salah pun mengakibatkan sensasi rasa yg seakan benar2 nyata, jelas harus hati2 untuk meng-input sesuatu ke dlm MIND ! Krn saya telah mengalaminya !

    Balas

Tinggalkan komentar