Prekognisi; Rahasia Meramal Masa Depan

Jika Anda pernah tahu, tentang fenomena kemampuan melihat masa depan. Atau melihat seorang peramal yang membaca apa yang akan terjadi dimasa akan datang, sekarang mari kita bahas. Apa rahasia dibalik peristiwa meramal masa depan itu?

Ada yang pernah denga tentang Prekognisi/precognition? Defenisi dari ‘prekognisi’ adalah; pengetahuan atau persepsi langsung tentang masa depan, yang diperoleh melalui cara ekstrasensor.

Prekognisi paling sering dilaporkan dari semua pengalaman persepsi ekstrasensor. 60 hingga 70 persen terjadi dalam mimpi. Berupa visi atau melihat masa depan.

Fenomena ini, juga sering diakui terjadi secara spontan. Baik dalam penglihatan saat sadar, halusinasi pendengaran, kilasan informasi memasuki pikiran, dan perasaan “mengetahui”.

Pengetahuan prekognitif juga dapat diinduksi melalui trans, penyaluran, medium, dan konsep ramalan.

Baca juga; Cara Menerawang

Fenomena melihat masa depan

Fenomena melihat masa depan, yang disini kita sebut kondisi prekognisi, terjadi dalam periode empat puluh delapan jam. Sebelum kejadian masa depan terjadi. Paling sering dalam 24 jam. Dalam kasus lain, ada yang mengaku mendapat pengalaman prekognitif, terjadi berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Sebelum peristiwa yang sebenarnya terjadi.

Kejutan emosional yang parah, menurut banyak pihak menjadi faktor utama dalam prekognisi. Dengan rasio empat banding satu. Sebagian besar terkait peristiwa tidak bahagia, seperti kematian, penyakit, kecelakaan, dan bencana alam.

Prekognisi juga terjadi karena faktor keintiman. 80 hingga 85 persen dari pengalaman, melibatkan pasangan, anggota keluarga atau teman. Yang dengannya, orang tersebut memiliki ikatan emosional yang erat. Sisanya melibatkan kenalan biasa dan orang asing.

Perbedaan antara prekognisi, firasat, dan nubuat.

  • Firasat (premonition) umumnya melibatkan pengetahuan tentang peristiwa masa depan. Premonition melibatkan perasaan. Atau adanya sensasi rasa tertentu (perasaan) bahwa, sesuatu akan terjadi.
  • Semua nubuat (prophecy) disebut prekognisi. Tetapi, tidak semua prekognisi adalah nubuatan.  

Era prekognisi

Diera modern, precognition, tidak begitu populer. Jika pun ada yang mengalaminya, itu tidak dianggap sebagai suatu acuan yang berarti.

Berbeda jika Anda hidup di zaman beberapa abad lampau. Prekoginisi, dapat menjadi alur kehidupan sosial masyarakat. Sangat mempengaruhi malah.

Jika raja, atau penasehat raja mengalami prekognisi, maka secara otomatis, arah kebijakan kerajaan tersebut, akan berimbas.

Zaman kuno, precognition menjadi semacam ketergantungan. Itu para nabi dan nubuat, dicari untuk akses mereka ke masa depan. Orang-orang Yunani menganggap, masa depan sebagai abadi.

Keinginan bebas, bagaimanapun, dapat mengubah masa depan yang didapat dari pengalaman prekoginsi.

Banyak cerita berkembang, orang-orang terselamatkan dari sebuah insiden karena prekognisi. Atau lolos dari bencana, dengan mengubah rencana yang telah mereka buat sebelumnya, berdasarkan informasi prekognitif.

Peneliti psikis memperkirakan bahwa, sepertiga hingga setengah dari semua pengalaman prekognitif, dapat memberikan informasi yang berguna. Untuk mencegah/menghindar dari bencana.

Analisa teori; kemampuan melihat masa depan/prekognisi

Kemampuan nyata untuk mengubah masa depan, melalui hukum sebab/akibat, membuat prekognisi agak sulit dipahami.

Jika prekognisi adalah gambaran sekilas masa depan yang benar atau nyata, maka efeknya terjadi sebelum penyebabnya. Kondisi seperti itu juga sebenarnya, disinggung dalam teori fisika kuantum.

Hal yang paling memungkinkan dari teori prekognisi, adalah; melihat sekilas kemungkinan masa depan. Yang didasarkan pada kondisi saat ini dan informasi yang ada. Artinya, lebih dekat kearah prediksi dan asumsi.

Prediksi atau asumsi, yang tanpa sadar bermain dipikiran, seolah datang dari luar pikiran. Dan ini memungkinkan terjadinya, pengalaman prekognisi. Dan dari sekian banyak kilasan yang muncul dalam pikiran setiap detik, beberapa diantaranya benar terjadi.

Dan apa pun yang muncul, dalam dimensi pikiran, dapat diubah. Tergantung pada tindakan kehendak bebas.

Teori lain menyiratkan, masa depan dapat menyebabkan masa lalu. Sebuah fenomena yang disebut “kausalitas terbalik” atau “kausalitas retro.”

Sementara itu, teori yang berbeda dan kontroversial berpendapat bahwa, pengalaman prekognitif itu sendiri melepaskan energi psikokinetik yang kuat (powerful psychokinetic (PK) energy). Itu kemudian membawa masa depan yang dibayangkan terjadi.

Nubuat yang dipenuhi sendiri! Seperti pendapat psikiater London J. A. Barker, pada 1960-an. oleh psikiater London J. A. Barker. Menurut dia, yang ditulis dalam buku, Scared to Death, bahwa orang-orang yang meninggal dengan cara dan pada saat yang diramalkan oleh peramal, secara harfiah “takut mati”. Entah bagaimana itu, kemudian berkontribusi pada kematian mereka sendiri.

Barker mempelajari lebih banyak prekognisi seputar bencana longsor batu bara pada tahun 1966, di Aberfan, Wales, yang menewaskan 144 orang. Dia mendirikan British Premonitions Bureau, yang mengumpulkan data prekognitif untuk mencegah bencana.

Barker berhasil menemukan sejumlah “seismograf manusia” yang secara teratur menyesuaikan diri dengan bencana. Tetapi tidak dapat secara akurat menentukan waktu.

Fakta, Studi dan eksperimen; Meramal Masa Depan

Meskipun kesulitan dalam memahami prekognisi, ini merupakan bentuk persepsi ekstrasensorik yang dapat diuji di laboratorium. J. W. Dunne, seorang insinyur aeronautika Inggris, melakukan studi sistematis pertama, tentang prekognisi. Itu dilakukan pada awal abad kedua puluh. Pada tahun 1927, ia menerbitkan buku klasik An Experiment with Time, yang berisi temuan dan teorinya.

Penelitian Dunne didasarkan pada impian prekognitif pribadinya. Ini melibatkan insiden sepele dalam hidupnya sendiri. Dan peristiwa berita besar yang muncul di media, sehari setelah mimpi.

Ketika pertama kali menyadari bahwa ia melihat masa depan dalam mimpinya, Dunne khawatir bahwa, ia adalah “orang aneh.” Kekhawatirannya segera mereda, ketika menemukan bahwa, mimpi prekognitif adalah hal biasa.

Dia menyimpulkan, bahwa banyak orang memilikinya tanpa disadari. Mungkin karena tidak mengingat detail atau gagal menafsirkan simbol mimpi dengan benar.

The Dunne’s Theory of Serial Time mengemukakan bahwa, waktu ada di lapisan pada dimensi, yang masing-masing dapat dilihat, dalam perspektif yang berbeda, dari lapisan yang berbeda. Asal mula semua lapisan adalah Waktu Absolut, yang diciptakan oleh Tuhan. Tak perlu dikatakan, komunitas ilmiah menolak teori Dunne.

J. B. Rhine dan Louisa Rhine, memulai penelitian sistematis signifikan berikutnya. Pada tahun 1930-an. Mereka melakukannya di Laboratorium Parapsikologi di Universitas Duke. Tujuan awal J. B. Rhine adalah, untuk membuktikan telepati, tetapi eksperimennya dengan kartu ESP, juga mengungkapkan prekognisi dan PK; namun ketika periset psikis lainnya, Rhine, bekerja, prekognisi terus menjadi proyek penelitian selanjutnya.

Satu kekhasan mengenai precognition adalah, bahwa seseorang jarang merasakan kematiannya sendiri. Mungkin satu penjelasan adalah trauma yang terlalu besar untuk diterima ego.

Beberapa pengecualian penting memang ada. Abraham Lincoln memimpikan kematiannya sendiri, enam minggu sebelum pembunuhannya. Namun, mimpinya adalah tentang ditembak mati. Ia sendiri merasa sebagai pengamat. Dimana, melihat prosesi panjang pelayat memasuki Gedung Putih.

Ketika dia masuk dan melewati peti mati, dia terkejut menemukan dirinya, melihat tubuhnya sendiri. Juga, presiden Amerika John Garfield dan William McKinley mengalami pengalaman prokognisi, meramalkan kematian mereka. A.G.H.

Rekomendasi melihat masa depan Anda melalui ARC Numerology APP

Tinggalkan komentar