Ritual Yang Membuat Anda Merasa

Kehidupan manusia itu sangat dipengaruhi oleh persepsi pikirannya. Dalam sebuah situasi dan kondisi yang sama, bisa saja manusia akan mengalami sensasi yang berbeda. Sensasi ini lah yang kemudian seolah memberi makna dalam dimensi pikiran manusia.

Terserah, anda bisa mengatakan ini jalan spiritual atau sekedar ilmu pengetahuan, toh tujuannya sama saja; Membuat hidup terasa berarti; bukan hanya sebuah kebetulan tanpa makna. Dan hal ini juga yang dirasakan oleh berbagai jalan spiritual besar maunpun kecil, agama maupun aliran humanisme.

Anda silahkan bertanya pada setiap orang diberbagai aliran spiritual, anda akan mendapatkan jawaban yang atau mirip2 yakni; Merasa berada dijalan yang lurus, merasa mahluk yang beruntung, merasa tercerahkan, merasa terberkati, merasa sebagai manusia yang sesungguhnya, dst.

Ya, semua manusia hidup dalam dimensi pikirannya masing-masing.

Anda juga bisa temui, ada begitu banyak orang yang merasa lebih baik dari yang lain. Bahkan, anda bisa saja temui orang di dalam gubuk reot dan makan ala kadarnya, merasa lebih beruntung dari raja-raja penguasa dunia.

Tidak hanya itu, anda juga bisa temui orang-orang yang sepenuh perjalanan hidupnya menderita namun tetap merasa bahagia. Merasa bahwa ada kehidupan yang lebih baik lagi setelahnya. Merasa bahwa ada surga yang telah menunggunya. Merasa ini adalah ketetapan yang akan mendapat ganjaran sesuatu yang indah.

Memang begitu cara kerjanya, anda bisa merasa bahagia walau hidup dalam kesederhanaan. Anda juga bisa menderita kendati hidup sebagai raja.

Anda juga dapat belajar dari sejarah, dimana ada begitu banyak pertikaian tidak penting yang merenggut korban nyawa dan harta, tapi merasa berada dalam perang suci.

Ketika anda berada dalam suatu aliran, anda tidak akan dapat melihat kekonyolan aliran anda. Tapi saya pastikan anda bisa melihat kekonyolan aliran lain. Baiklah, coba anda membaca sejarah berbagai ritual pengorbanan nyawa manusia untuk para dewanya di peradaban primitif. Mungkin bagi anda itu konyol, tapi menurut mereka itu spiritual sekali.

Bahkan, sepersekian detik sebelum kematian pelaku bom bunuh diri yang mengatas nama Tuhan, juga bisa merasa bahwa ia berada dijalan yang benar. Sensasi rasa benar. Merasa benar.

Ya, manusia hidup dalam dimensi pikirannya. Termasuk mereka yang merasa suci akibat menghipnotis diri sendiri melalui berbagai ritual yang katanya spiritual sekali.

Sejatinya manusia itu primitif. Nilai2 etika, moralitas, budaya, dan lainya adalah kreatifitas bentukan manusia melalui sebuah proses yg panjang. Peradaban itu sendiri terbentuk melalui evolusi kognitif dan sangat perlahan.

Kita saat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Dengan nilai2 yg disepakati dan sebagian besar diwarisi oleh generasi sebelum nya. Dan waktu membawa perubahannya…

Jika seandainya ada mesin waktu, kita mengirim bayi yg baru lahir k era peradaban kuno; bisa jadi ada sedikit perbedaan dari sisi genetika dan kecerdasan bawaan, namun bayi tersebut akan tumbuh sebagai manusia sesuai dengan peradaban di sana. Berpikir, bersikap, dan merasa sebagai orang kuno.

Pemikiran-pemikiran baru tentang konsep kebijaksanaan yang juga sering disebut wahyu, pencerahan atau sejenis, adalah buah dari pikiran manusia yang memfokuskan pikiran untuk berpikir kearah itu. Cara kerjanya sama seperti para ilmuwan dalam menemukan hal-hal baru. Munculnya seperti ide, gagasan, ilham, dll. Terpikirkan begitu saja. Neuroplastisitas!!  Untuk ini, anda bisa menyebutnya sebagai petunjuk Tuhan, guru sejati, jiwa, roh suci dan lain sebagainya.

Tinggalkan komentar