Membincang tentang higher spirit, bukan orang Timur saja yang punya ternyata. Carl Gustav Jung, seorang pioner depth psychology dari Swiss, diam-diam punya simpanan higher spirit juga. Menurut Jung, itu disebut philemon, dan saya tidak punya penjelasan atau alasan lain untuk menahan pandangan pribadi saya selain fakta bahwa ada orang-orang yang memiliki kehidupan ruh di masa lalu dan hari ini.
Mereka mengklaim bahwa ruh itu hidup dalam kesadaran tertinggi mereka secara terpisah, teridentifikasi secara jelas dengan kepribadian, kosakata yang dipakai, bahkan suasana hati serta sifat umum lainnya seperti yang terdapat pada manusia hidup.
Hal tersebut banyak kita temui, bahkan di Indonesia banyak yang klaim bahwa ada roh leluhur, jin, atau bahkan malaikat yang hidup di dalam dirinya, dan memberikan bimbingan melalui suara-suara yang jelas dan berbeda dengan yang dimiliki mereka. Terkadang, si higher self itu cuma muncul ketika orang tersebut sedang trans (kesurupan), terkadang bisa juga muncul ketika sedang dalam keadaan kontemplatif, atau kapan saja tanpa ada pertanda aneh-aneh. Banyak variasinya, tetapi tampaknya, yang umum adalah klaim bahwa yang ada di dalam diri itu adalah suatu kepribadian yang berbeda dan, biasanya, memiliki kearifan lebih tinggi serta kekuatan rohani lebih besar daripada yang dimiliki oleh orang itu sendiri. Itu yang saya amati.
Jadi, untuk menyatakan itu benar dan bahwa itu adalah bagian dari diri yang disebut sebagai higher self mungkin masih perlu dibuktikan. Tapi jangan aku yang membuktikan. Aku cuma praktisi yang bisanya cuma membantu orang dengan memakai terminologi yang netral. Jika orang itu bisa menerima, aku memakai istilah higher self, tapi kalau orang itu agak kental budaya spesifiknya, aku akan pakai term yang diterima di budayanya. Namun, lucunya, di Indonesia sekarang banyak juga orang yang menganut budaya mixed (seperti aku juga), sering tidak pasti harus merujuk itu sebagai apa. Jin, ruh, higher self, atau malaikat.
Menurutku, higher self tidak bisa dipisahkan dari diri kita karena ia merupakan bagian dari diri kita. Berbeda dengan energi yang terdiri dari negatif dan positif. Energi menempel di diri seseorang tetapi bisa dipisahkan tanpa menyebabkan orang itu meninggal. Dalam Kristen itu disebut exorcism (pengusiran roh jahat). Dalam kejawen mungkin dikenal dengan nama ritual ruwatan.
Ditulis oleh Leonardo Rimba dalam bukunya berjudul; Pelangiku Warna Ungu
Artikel yg keren master