Level Kegilaan Manusia, Anda berada dimana?

Level Kegilaan Manusia - Berli Wirlianto
Berli: Penulis belum gila

Kegilaaan pada manusia sebenarnya tidak langsung terjadi begitu saja. Ada proses dan tahapan yang dialami. Untuk level dasar, sebagian besar dari kita pernah mengalaminya. Bahkan, ditengah kehidupan sosial yang gandrung dengan klenik, akibat minimnya wawasan, ada level kegilaan tertentu malah dianggap sebagai kelebihan. Seperti fenomena halusinasi, contohnya.

Tapi, bukan berarti bahwa dunia klenik identik dengan kegilaan! Beda, klenik mempunyai defenisi tersendiri.

Halusinasi adalah terjadinya persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsang nyata terhadap indra. Kualitas dari persepsi itu dirasakan oleh penderita sangat jelas, substansial dan berasal dari luar ruang nyatanya.

Baca; Halusinasi, jenis, penyebab, dan fenomenanya

Halusinasi adalah sebuah persepsi palsu yang terjadi tanpa adanya stimulus dari luar. Persepsi palsu tersebut dapat terjadi pada salah satu dari lima panca indra. Oleh karena itu, halusinasi pada dasarnya adalah melihat, mendengar, meraba, mengecap, atau mencium bau sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Sebagian orang yang mengalami halusinasi menyadari bahwa itu hanyalah persepsi palsu, tapi sebagian lagi benar-benar percaya bahwa apa yang mereka alami adalah nyata. Halusinasi yang tidak ditangani dengan baik bisa berujung pada delusi.

Delusi atau Waham adalah suatu keyakinan yang dipegang secara kuat namun tidak akurat, yang terus ada walaupun bukti menunjukkan hal tersebut tidak memiliki dasar dalam realitas.

Delusi adalah gangguan mental dan biasanya disebut gila. Namun, manusia sebenarnya tidak langsung tiba-tiba jadi parah. Artinya ada proses atau tahapan kondisi. Berikut adalah tahapan atau level kegilaan itu terjadi.

  • Pikiran yang tidak realistis
    Ada begitu banyak contoh pikiran yang tidak realistis. Sebenarnya ini sering terjadi dalam kehidupan manusia dalam sehari-hari. Saat dalam kondisi tegang atau stress tahap ini biasanya terjadi. Ini masih dalam kondisi normal. Artinya, siapa pun yang dalam kondisi tertekan berpotensi merasakan lintasan-lintasan pikiran seperti ini, baik secara sadar maupun bawah sadar. Seperti diantaranya;

    • Berpikir bahwa besok akan terjadi sesuatu yang buruk.
    • Mengira akan segera mati
    • Berpikir masa depan akan hancur
    • Berpikir orang lain punya niat buruk/jahat
    • Berpikir bernasib buruk
    • Feeling yang tidak realistis

Tahapan selanjutnya adalah ketika pikiran-pikiran buruk tersebut mulai dipercayai sebagai kebenaran oleh pikiran. Kondisi ini akan menimbulkan sensasi rasa, berupa perasaan/emosi. Dimana kemudian mulai timbul rasa takut hal tersebut terjadi. Kondisi ini, masih dianggap cukup normal, tapi jika lebih jauh sudah masuk dikategori gangguan mental. Sehingga, mulai bersikap tidak realistis. Seperti diantaranya;

  • Meminta maaf berkali kali dengan orang-orang, padahal orang tersebut tidak merasa ada masalah yang besar.
  • Merasa orang-orang tidak suka dan menjauhi lalu membuat kondisi minder atau bersikap tidak baik, dimana justru membuat hubungan benar-benar menjadi tidak baik.
  • Mulai benar-benar percaya sebagai orang yang bernasib paling sial di dunia. Seperti merasa susah mendapat pekerjaan, tidak disukai orang dan lain sebagainya.
  • Psikomatis

Ketika pikiran dan feeling dalam kondisi buruk ini secara otomatis juga memberi sensasi secara fisik. Seperti nafas tersengal, keringatan, ada perasaan dingin di tengkuk, merinding, sedikit gemetar, kaki jadi lemas, pegal-pegal, dll. Intinya, ada semacam sensasi tidak nyaman pada tubuh fisik. Kondisi ini, dinamakan psikosomatis.

Sebagai gambaran kondisi psikomatis yang sering dirasakan secara umum, adalah; Saat manusia dalam kondisi takut, maka secara fisik sistem syarafnya memunculkan sensasi kaki atau dengkul terasa lemas. Pada tahap ini, kondisi psikomatis masih dalam skala ringan. Skala beratnya, dapat menimbulkan gangguan perut, tensi darah naik, jantung deg-degan tidak normal, nafas sesak dan lainnya.

  • Naval

Mirip dengan kondisi psikomatis, orang yang (misal) takut kebakaran (atau punya trauma kebakaran), sering merasakan sensasi aroma terbakar. Bau sesuatu yang terbakar terasa cukup nyata, sehingga yang bersangkutan melakukan tindakan mencari sumbernya, seperti, ke dapur,  melihat kompor, asbak, dll. Padahal, realitasnya tidak ada yang benar-benar terbakar dan atau mungkin adanya tetangga yang sedang membakar sampah.

Atau bisa juga, (misal) orang yg berpikiran adanya gangguan jin (dan dia tanpa sadar mempercayai itu). Lalu sistem syarafnya kemudian memunculkan sensasi aroma wewangian, seperti bunga, kemenyan, dupa dan atau aroma busuk. Sensasi yang muncul biasanya sangat dipengaruhi oleh memori pikirannya yang mungkin pernah mendapat informasi hal-hal yang berkaitan dengan jin.

  • Whisper

Memasuki tahapan wisper, manusia mulai mendapat sensasi mendengar bisikan-bisikan dipikiranya. Seperti seseorang berbicara pada dirinya, atau mendengar suara suara aneh. Seperti contoh; “udah pukul aja, urusan penjara itu belakangan.”
“tuh liat tuh gelagatnya, dia kayanya beneran benci sama kamu.”

Contoh dalam kondisi lain, dalam kondisi whisper ada semacam rasa ketakutan yang tidak jelas. Seperti, curiga bahwa ada maling yang mengincar rumahnya. Dan dimana kemudia hal-hal kecil sering memicu pikirannya untuk curiga. Suara kucing pun bisa dia anggap sebagai suara maling.

  • Shadow

Jika sudah memasuki kondisi ini, manusia sudah bisa dikatakan berada di level moderat. Artinya, sudah seharusnya untuk berkonsultasi ke psikiater. Shadow adalah dimana sensasi muncul sudah dalam bentuk visual. Seperti melihat kelebatan bayangan, atau berpikir ada orang dipojokan gelap. Bayang-bayangan yang muncul biasanya adalah hal-hal yang memang ditakuti. Seperti, jika takut mati, mungkin akan melihat malaikat maut. Jika takut ular, maka mungkin akan melihat bayangan ular. Walau pun masih dalam bentuk bayangan yang blur, berada dalam kondisi ini sudah sangat mengganggu kehidupan.

  • Audio

Berada di level ini, benar-benar sudah seharusnya di tangni oleh profesional. Jika sebelumnya di level Whisper mendengar bisikan samar-samar di dalam kepala, di tahap ini suara-suara tersebut mulai terdengar jelas. Seperti adanya seseorang yang berbicara dan lainnya.

  • Visual

Level visual adalah dimana bayangan yang tadinya blur telah terlihat lebih jelas. Artinya, ketika melihat sosok orang maka wujud orang tersebut sudah seperti nyata. Binatang, jin, semua akan terlihat nyata. Jika mengalami ketakutan dengan api, maka apinya terlihat nyata. Atau jika memiliki ketakutan dengan laba-laba, maka bisa jadi saat melihat seekor lalat pun bisa menjelma menjadi laba-laba.  Level ini sudah berada dalam kondisi parah atau akut.

  • Dialog

Ini level dimana standar kegilaan secara umum terjadi. Berada di kondisi ini, dimana manusia sudah mulai berkomunikasi dengan suara-suara dalam kepalanya. Dan suara-suara tersebut merespon apa yang dibicarakan.

  • Full Manifestation

Ini adalah level kegilaan terparah. Berada di konsisi ini, semua audio, visual, naval sudah bergabung menjadi satu seperti nyata. Dimana, manusia sudah benar-benar melihat sosok secara jelas, mempunyai aroma, dan dapat berdialog.

Contohnya; Seorang ibu yang tidak bisa menerima kematian bayinya, biasanya dia melihat bayinya, dan mencium bau bayinya, dan berdialog dengan bayinya. Padahal, realitasnya itu hanyalah boneka, atau ranting pohon, atau bahkan tidak ada benda sama sekali.
NOTE : Dilevel terparah ini, biasanya penderita masih agak bingung antara yang mana yang reality , dan yang mana hayalan. Jadi kadang dirinya sadar bahwa semua itu hanya hayalan, tapi terkadang dia juga terhanyut oleh hayalan itu.

  • Loss Of Mind – Twisted Reality

Ketika manusia berada dilevel ini, artinya sudah benar-benar gila. Jika itu anda, maka secara otomatis anda sudah tidak bisa membaca artikel ini. Saat di bacakan pun, anda mungkin tidak akan tahu lagi. Level ini, semua hayalan sudah dianggap sebagai suatu yang nyata, sedangkan yang nyata, dianggap sebagai hayalan.

NOTE: Mungkin ada banyak lagi literature medis lainnya yang menjelaskan hal ini secara terperinci atau berbeda. Tujuan penulisan ini adalah agar anda tidak takut gila. Bahwa untuk jadi orang gila itu susah, dan harus melewati 10 level dulu. – Perbedaannya sangat jelas, orang gila itu TIDAK SADAR kalo dirinya gila. Jadi jika anda masih sadar kalau diri anda terasa aneh, merasakan psikosomatis, rasa gak enak, dll..  Itu berarti anda belum gila.

Penulis; Berli Wirlianto

3 pemikiran pada “Level Kegilaan Manusia, Anda berada dimana?”

  1. Baik sekali penjelasan nya …, Saya jadi dapat memahami fenomena kegilan yang telah terjadi pada orang orang yang sebagian orang menganggap kegilaan itu sebagai karomah atau kesaktian. Terima kasih buat penulis nya…., Salam super..!

    Balas

Tinggalkan komentar