Itulah kenapa dalam spiritual, puncak dari perjalan manusia disebut kesadaran. SADAR! Sadar disini adalah memahami esensi/hakikat. Termasuk hakikat dari hal-hal yang selama ini diyakini. SADAR BAHWA APA YANG DIYAKINI TERSEBUT BISA BENAR-BISA SALAH. Silahkan baca, tanya jawab dalam Neurolism Class
[07:34, 18/8/2018] Leonardus: Selamat pagi mas Dedi dan teman teman..🙏
Wah, mas Dedi lagi sibuk ya.. Nuwunsewu ini saya mau nitip pertanyaan..🙏
Sangat menarik bahasan mengenai sistem keyakinan.. Dan yg menjadi pertanyaan bagaimana mempunyai keyakinan yg teguh kalau belum pernah punya pengalaman apa yg diyakini pernah menjadi kenyataan?
[08:05, 18/8/2018] Leonardus: Oh, ya saya pernah menemui seseorang yg selalu mengajarkan utk mempunyai keyakinan yg kuat, tapi(maaf) dia sendiri mempunyai penyakit yg sampai skr belum sembuh..
[09:21, 18/8/2018] Leonardus: Dan juga aktor Patrick Sawze telah dengan gigih berusaha melampaui penyakitnya dgn keyakinan yg kuat.. Bahkan yg dia lakukan lebih dari sekedar “act as if” tapi ekstrim dgn dandanan cowboy dan berbagai simbol yg luarbiasa, tapi akhirnya beliau berakhir tragis dengan kematian.
[09:24, 18/8/2018] Leonardus: Sawze=Swayze
[09:24, 18/8/2018] Leonardus: Ralat
[12:16, 18/8/2018] Neurolism: Ya mas.. Yang namanya sistem keyakinan; adalah sebuah kondisi dimana seseorang MERASA telah mengetahui sebuah kebenaran. Catat ya, MERASA. Artinya bukan mutlak benar. Di E-BOOK tentang apa itu definisi sistem keyakinan sudah dijelaskan.
Sistem keyakinan. atau kondisi yakin; memang pada dasarnya masih diselubungi keraguan. Krn dasarnya adalah keyakinan. Bukan realitas. Jadi sistem keyakinan tidak bekerja pasti.
Fahami benar definisi sistem keyakinan. Dengan memahami defenisi nya, maka akan memahami esensinya.
Pekerjaan meyakin-yakinkan diri sendiri kepada hal-hal yang belum diketahui juga sering berimbas konflik dalam pikiran. Keyakinan sering pula muncul melalui asumsi. Contoh; kita berasumsi seseorang itu baik, lalu kita yakin dia baik. Pada titik ini, bukan berarti orang tersebut benar-benar baik. Keyakinan kita tidak mutlak benar. Bisa benar2 baik, atau bisa juga orang tersebut tidak baik. Krn masih dalam ranah asumsi yang belum terbukti.
Yang mutlak itu adalah esensi/hakikat. Saya kasih contoh lagi; kita mengenal seseorang dengan baik, seperti latar belakang sosialnya, rekam jejaknya, hal-hal yang pernah dia lakukan sepanjang hidupnya. Seseorang tersebut ditengah masyarakat dikenal sebagai seseorang yang relegius. Setiap harinya menggunakan pakaian yang menunjukkan dia sebagai orang suci. Publik melihat orang tersebut dari kemasan dan dari apa yang dia tampilkan, sehingga orang berasumsi bahwa dia baik sehingga timbul keyakinan bahwa orang tersebut baik. Namun, anda yang sangat mengenal tahu persis orang tersebut. Mata anda tidak hanya melihat kemasan tapi jauh lebih dalam lagi. Anda tahu, walau pun bernampilan relegius orang tersebut sebenarnya jahat atau tidak baik. Anda tahu persis. Walau secara syariat terlihat baik, hakikatnya anda tahu dibelakang orang tersebut menutup keburukannya dengan tampilannya.
[12:23, 18/8/2018] Neurolism: Itulah kenapa, dalam e-book kita bahas tentang sistem keyakinan. Orang dalam sistem keyakinan sering tenggelam dalam keyakinannya, sehingga tidak bisa berpikir realistis. Sistem keyakinan adalah permainan pikiran. Beberapa memberi efek positif, beberapa memberi efek negatif.
INGAT!! SAAT PIKIRAN YAKIN; MAKA YANG SALAH BISA JADI BENAR, YANG BENAR BISA JADI SALAH.
Itulah kenapa dalam spiritual, puncak dari perjalan manusia disebut kesadaran. SADAR! Sadar disini adalah memahami esensi/hakikat. Termasuk hakikat dari hal-hal yang selama ini diyakini. SADAR BAHWA APA YANG DIYAKINI TERSEBUT BISA BENAR-BISA SALAH.
[12:31, 18/8/2018] Neurolism: Dalam KESADARAN, kita tidak diajarkan untuk tenggelam dalam keyakinan buta. Makanya, sesuatu yang belum diketahui akan dimasukkan dalam ranah asumsi.
Orang hidup dalam sistem keyakinan; dalam pikirannya hanya ada dua folder bank data. Benar atau salah.
Saat yakin terhadap sesuatu maka dimasukkan dalam folder benar. Jika tidak yakin maka dimasukkan ke dalam folder salah. Jika ragu-ragu maka akan berasumsi. Dan asumsi tersebut akan dianggap sebuah kebenaran. Jika asumsinya mengatakan benar maka akan diputuskan sebagai kebenaran, lalu dimasukkan dalam folder BENAR. Begitu juga sebaliknya.
JIKA ANDA MEMAHAMI KONSEP KESADARAN. Maka dalam hidup akan ada 3 folder bank data. BENAR, SALAH, ASUMSI.
Jika sudah terbukti benar, maka dimasukkan dalam folder BENAR. Jika terbukti salah maka di masukkan ke folder SALAH. Jika ragu-ragu atau belum ada bukti realistis maka dimasukkan dalam folder ASUMSI.
Folder asumsi, berarti tahu persis bahwa hal tersebut masih dalam ranah asumsi. Bisa benar bisa salah. Dan kita tidak akan mengambil sebuah kesimpulan.