Tipuan Dalam Sistem Keyakinan

Untuk mengeksplorasi potensi maksimal manusia, harus ada keberanian. Anda tidak akan bisa kemana-mana tanpa keberanian. Keberanian untuk memicu pikiran untuk berpikir!

Coba saja jika tidak percaya, anda akan lihat keajaiban dari pikiran anda. Mulailah berpikir, maka pikiran akan menghasilkan sesuatu seperti mata air, lalu bertumbuh menjadi sungai. Mengalir terus dan semakin dibiarkan akan semakin deras.  Pikiran anda akan menciptakan banyak pikiran. Dari hal-hal yang pernah dipikirkan manusia lain, hingga yang belum pernah dipikirkan sebelumnya. Lakukan saja beberapa menit dari sekarang. Bila perlu sambil pejamkan mata anda.

Jika selama ini anda diajarkan untuk memusuhi pikiran karena dianggap sebagai sumber malapetaka dalam diri manusia. Itu namanya anda tidak dimanusiakan. Anda tidak akan mengenali suatu apa pun tanpa pikiran. Anda bahkan tidak bisa hidup tanpa pikiran. Yang penting satu, anda harus memahami benar bahwa pikiran itu alat, bukan diri anda. Agar, anda tidak tenggelam didalamnya. Bahasa spiritual menyebutnya terserap!

Pikiran itu adalah bagian dari kehidupan anda. Dan anda tidak bisa lepas dari itu. Jika anda pernah ditakuti-takuti tentang bahaya pikiran. Anda juga akan dijauhkan dengan kesadaran atau dengan diri anda sendiri. Anda akhirnya terjebak sebagai manusia yang tidak pernah bisa berpikir sendiri. Anda tidak bisa mandiri. Anda akan betergantungan dengan petunjuk. Dengan pikiran manusia lain. Padahal sama-sama punya pikiran. Kuncinya cuma satu, tahu cara kerja pikiran. Agar anda dapat mengendalikan pikiran semudah mengendalikan tangan.

Lihat saja diluar sana, ada begitu banyak manusia yang bahkan; untuk melakukan kebaikan pada dirinya sendiri harus menunggu petunjuk dari manusia yang dianggap lebih. Bahkan soal remeh-temeh sekalipun. Ketahuilah, apa yang mampu dipikirkan oleh manusia lain, anda pun pada dasarnya bisa. Ini hanya faktor psikologi. Soal merasa mampu atau tidak mampu. Mampu dan tidak mampu pun, tidak lepas dari sistem keyakinan. Ketika lingkungan membentuk dan membuat anda berpikir tidak mampu, maka anda bertumbuh sebagai orang yang tidak mampu melakukan apa pun. Termasuk berpikir.

Come on beibeh, lihat lagi diluar sana, ada begitu banyak manusia yang seolah tidak mampu berpikir. Para umat yang takhluk dengan pikiran-pikiran manusia lain. Bahkan untuk dan bagaimana cara bernafas yang baikpun harus menunggu buah pikiran orang lain. Ini tragis dan sangat menyedihkan.

Lihat lagi keluar sana, ada begitu banyak pikiran unyu-unyu dijadikan panutan. Mereka berbicara tentang pikirannya. Dan yang lain mendengarkan, seolah tidak mampu berpikir. Ini  hanya soal keberanian menggunakan pikiran. Tidak semua benar dan tidak pula semua salah.

Mohon maaf, saya bukan ingin mencampuri urusan sistem keyakinan, tapi lebih untuk memberi contoh. Contoh tentang penggunaan pikiran. Bukan tentang salah dan benarnya produk pikiran. Masih ingatkah anda tentang penceramah muda yang berbicara tentang janji pesta s*ks di surga. Ini murni tentang sistem keyakinan, jadi bukan soal apakah itu salah atau benar. Tapi, saya ingin memberi gambaran tentang cara kerja pikiran. Ini tentang bagaimana pikiran menterjemahkan sebuah ajaran dalam sistem keyakinan. Sedikit saja anda berani berpikir, anda pasti bisa mulai ikut mendefenisikan sebuah ajaran. Tapi ketahuilah, ada begitu banyak orang diluar sana tidak berani menggunakan pikiran, jadi harus menunggu pikiran penceramah muda dalam mendefenisikan.

Beberapa yang berani pasti akan bisa ikut mendefenisikan, bisa sama bisa pula berbeda. Ini hanya soal penggunaan pikiran. Bisa lebih baik malah. Makanya, dalam sistem keyakinan sering terjadi perbedaan pikiran. Sering terbentuk berbagai macam aliran. Sedikit saja anda berani menggunakan pikiran, maka anda akan membentuk aliran. Aliran pikiran anda dan akan bertemu manusia lain yang tidak berani menggunakan pikiran, mereka berpotensi jadi umat kalian.

Ketahuilah, ada begitu banyak strategi agar manusia tidak menggunakan pikirannya. Untuk apa? Agar mudah dikendalikan. Salah satunya mengunakan sistem keyakinan.

Tidak, sekali lagi tidak, saya tidak memusuhi sistem keyakinan. Saya hanya ingin memberi gambaran tentang pola dan cara kerja sistem keyakinan. Agar tidak menjadi korban manusia jahat atau ketidak tahuan.

Dititik ini, saya ingin kembali bertanya apakah anda sudah benar-benar memahami apa itu sistem keyakinan? Kenapa didunia muncul istilah sistem keyakinan?

Ya, sistem keyakinan adalah kata atau bahasa. Untuk menyampaikan tentang sesuatu atau maksud. Ya ada sesuatu. Jika tidak ada sesuatu yang ingin disampaikan, maka istilah tersebut tidak akan muncul kedunia.

Siapa yang memulai penggunaan istilah sistem keyakinan, tidak tahu persis. Tapi yang jelas, manusia tersebut mengerti benar tentang cara kerja sistem keyakinan. Tentang apa yang ingin disampaikan.

Sistem keyakian merupakan bahasa untuk menyampaikan tentang kondisi; pikiran menyatakan sesuatu yang tidak ada sebagai ada. Sumbernya bisa dari imaginasi, fantasi, halusinasi, kreatifitas pikiran dan lain sebagainya.

Cara melihat apakah sesuatu itu sistem keyakinan atau bukan? Juga sederhana. Cukup gunakan pikiran. Mari kembali ke mekanisme munculnya sebuah kata atau istilah. Ketika suatu kata atau istilah itu ada, pasti untuk menggambarkan tentang sesuatu. Ketika sesuatu itu ada, maka dipastikan bukan sistem keyakinan. Tapi ketika sesuatu itu tidak ada dan dianggap ada, maka masuk dalam kategori sistem keyakinan. Ada disini bukan dalam bentuk fisik semata, bisa juga berupa sesuatu yang bisa kita sadari keberadaannya.

Seperti contoh, pikiran!… Pikiran itu ada dan setiap manusia menyadari keberadaannya. Kecuali yang pikirannya mengalami masalah atau error. Maka bisa jadi tidak bisa mengenali pikirannya.

Sekarang saya bertanya, apakah anda mempunyai pikiran? Jika jawabannya ‘iya’, saya pastikan anda bisa menyadari keberadaan pikiran anda. Tapi jika tidak, maka tidak ada bahasa apa pun yang bisa menjelaskan pada anda tentang keberadaan pikiran.

Saya tidak akan berbicara terlalu jauh dulu. Cukup tentang apa yang ada didalam diri masing-masing manusia saja. Sekarang saya kembali bertanya, hati nurani itu apa? Dimana dia? Apakah anda bisa menyadari keberadaannya? Saya salah satu manusia yang sangat tertarik tentang hati nurani. Sesuatu yang selama ini disebut-sebut sebagai keagungan dan kebijaksanaan. Tapi sejauh perjalanan hidup, saya tidak bisa menyadari keberadaannya. Dimana dan bagaimananya. Sebagian besar hal-hal yang diklaim hasil kerja hati nurani pun, tidak lebih dari produk pikiran semata. Ada dan memungkin terjadi karena manusia mempunyai pikiran.

Segala sesuatu yang berlandaskan keyakinan belaka, sangat berpotensi menimbulkan konflik. Konflik pikiran secara internal akan memunculkan halusinasi. Kenapa? Karena pikiran akan bergerak liar untuk mencari bentuk. Ya, pikiran memiliki kecendrungan mencari bentuk. Setiap istilah atau kata yang tercipta, maka secara otomatis pikiran akan mencari bentuk. Jika tidak ada, maka secara otomatis pula pikiran akan menciptakan bentuk. Bisa dalam bentuk imaginer maupun halusinasi.

Saat saya menyebut kata ‘HANTU’ misalnya. Maka secara otomatis pikiran anda akan mencari bentuk. Jika tida ada, maka akan muncul bentuk imaginer didalam pikiran anda. Saya tahu persis, saat ini dalam pikiran anda sudah ada bentuk hantu sesuai asumsi anda. Asumsi tersebut sangat dipengaruhi oleh latar belakang budaya, agama, tradisi, wawasan, dan lain sebagainya.

Ketika saya menyebut kata, ‘hantu disamping anda’, maka pikiran anda secara otomatis akan menciptakan bentuk lagi. Memberi visual imaginer sesuatu yang berada di samping anda.

Dan ketika saya menyebut ‘hantu berwajah buruk itu disamping anda’, maka mahluk disamping anda itu pun menjelma menjadi semakin buruk rupa. Sistem syaraf anda kemudian bereaksi, memunculkan sensasi sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran anda. Sesuai dengan asumsi anda. Bersambung… 

__// Tulisan ini bagian dari buku Neurolism

3 pemikiran pada “Tipuan Dalam Sistem Keyakinan”

  1. He he ..hati hati mas…, Ulasan ini kalau di baca oleh pihak pihak yg ekstrem kanan, bisa kebakaran jenggot mereka……

    Balas
  2. Tulisan ini sangat membantu saya berpikir bebas, yang selama ini terkungkung oleh budaya, adat, agama, keyakinan, kepercayaan, & suku.

    Balas

Tinggalkan komentar