Kasus Santet Koko Semarang, Setiap Kata Menjadi Mantra

Saya tidak akan berbicara terlalu jauh dulu, sebelum memastikan bahwa anda mengenal diri anda sendiri. Mengenal bagaimana sistem dalam kehidupan manusia. Mengenal dan menyadari keberadaan apa saja yang ada dalam diri.

Kebanyakan dari manusia telah benar-benar jauh dari dirinya sendiri. Pikirannya melekat pada hal-hal yang diyakininya. Terperosok dalam halusinasi pikiran yang selalu mencari bentuk. Sesuatu yang tidak ada menjadi seolah ada.

Ada begitu banyak konsep tentang sistem kehidupan manusia. Dan ini cenderung membuat semakin banyak orang gila. Tersesat dalam dimensi pikirannya yang tanpa disadari menciptakan dunia imaginer dalam pikirannya.

Sekali saja pikiran manusia terbuka untuk meyakini yang tidak ada sebagai ada, maka ada serangkaian sensasi akan tercipta. Akan membentuk dimensi dunia baru dalam pikiran manusia. Dunia imaginasi yang berpotensi membentuk halusinasi berujung delusi.

Baiklah, saya akan bercerita tentang bagaimana cara bermain dalam banyak pikiran. Bagaimana saya bisa membuat dunia baru dalam pikiran banyak manusia.

Saya adalah praktisi hipnosis!… Bukan… bukan.., Saya adalah praktisi spiritual. Bukan juga, sepertinya saya dukun di peradaban manusia modren yang katanya tidak percaya tahyul.

Saya memahami benar cara kerja pikiran, dan setiap saat menyempurnakan tehnik bermain dalam banyak pikiran manusia. Saya memainkan sebuah peran disini. Peran yang berpotensi membuat manusia hancur atau bangkit. Peran yang bisa membentuk dimensi baru dalam pikiran manusia.

Jadi saya tahu persis, sedikit saja yakin/percaya, maka; anda telah menyerahkan kontrol pikiran anda dalam menciptakan potensi sensasi yang seolah nyata. Oh.. sensasi tersebut memang nyata. Dan itu akan dianggap sebagai realitas. Anda bisa merasakannya, bahkan secara fisik walaupun permainannya hanya dalam pikiran saja.

Terus lah membaca, anda juga akan bisa!.. Ini murni tehnik dalam memberdayakan potensi pikiran manusia. Permainan dalam ranah sistem keyakinan. Fiksi yang menjadi realita.

Ini bukan tentang sebuah kemampuan hadiah dari langit karena kesucian dalam berpspiritual. Bukan karena saya manusia terpilih. Bukan pula menggunakan kekuatan ghaib, roh-roh jahat atau bersekutu dengan iblis. Walau pun, sensasi, kondisi, fenomenanya sama persis seperti kepercayaan yang berkembang ditengah masyarakat.

Ya, berbagai sensasi, kondisi, fenomena yang tidak diketahui cara kerjanya memang ghaib. Ghaib bagi manusia yang tidak memahami cara kerjanya. Jika sudah tahu, ya tidak ghaib lagi namanya.

Saya telah melakukan semacam praktik, sekaligus eksperimen dalam menangani berbagai persoalan orang. Sebagai dukun. Dukun sakti dengan serangkaian kemampuan yang berpotensi bikin delusi. Bikin berbagai sensasi yang seolah nyata bagi manusia.

Kuncinya satu, keyakinan anda!!… Anda yakin, maka sebagian besar kontrol pikiran anda telah diserahkan. Setiap kata menjelma menjadi mantra. Dan serangkaian sistem syaraf anda akan bereaksi menterjemahkan informasi setiap interaksi. Akan menimbulkan sensasi. Sensasi nyata yang dapat dirasakan oleh fisik anda.

Baiklah, saya akan buka selapis demi selapis kesadaran anda. Tentang permainan pikiran yang secara fisik sentralnya adalah otak anda. Otak dengan serangkaian sistem yang mampu menciptakan sensasi, fenomena, dan kondisi.

Tahukah anda bahwa; berbagai macam sensasi rasa, fenomena, kondisi itu terjadinya dalam otak anda. Otak yang maha ajaib mampu memunculkan berbagai hal, bahkan yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Apa yang anda lihat seolah diluar sana itu sebenarnya ada dalam otak anda. Apa yang anda rasakan itu terjadinya semua dalam otak anda. Bahkan, rasa susah, senang, gembira, sakit, dan lain sebagainya itu terjadi dalam otak.

Seluruhnya adalah sensasi yang dimunculkan oleh otak saat menangkap informasi atau data. Baik dari luar, maupun dari dalam diri manusia itu sendiri. Informasi atau data tersebut adalah faktor pemicu yang kemudian diterjemahkan oleh otak. Sehingga, tercipta sensasi rasa, fenomena dan kondisi.

Beberapa, bisa termanipulasi. Karena pikiran atau otak sendiri tidak benar-benar tahu persis apakah informasi tersebut benar atau salah. Saat dalam kondisi yakin, maka menurut pikiran/otak, itu sudah bisa disimpukan sebagai kebenaran. Lalu sistem syaraf memunculkan sensasinya.

Begini, saat anda bermimpi tenggelam disungai, sistem syaraf dalam otak anda berpotensi termanipulasi. Lalu menangkap infomasi atau data tersebut sebagai kebenaran. Lalu secara otomatis akan menciptakan sensasi rasa tenggelam. Anda bahkan benar-benar merasakan sebagai orang yang tenggelam. Tidak hanya itu, sangat dimungkinkan mengalami kondisi tidak bisa bernafas sungguhan.

Saat anda terbangun dari tidur, bahkan sensasi tersebut bisa saja masih anda rasakan. Seperti rasa sesak atau lain sebagainya. Apakah benar-benar ada air sungai yang menenggelamkan anda? Tentu tidak kan? Tapi sensasinya seolah ada. Anda benar-benar tidak bisa bernafas, walau pun air sungai nya tidak ada. Saya kadang berpikir, orang-orang mati dalam kondisi saat tidur, bisa saja bermimpi ekstrem dan itu membunuhnya.

Pernah dengar istilah ‘bagai tersayat sembilu’? Ini juga bisa menjadi gambaran tentang permainan pikiran. Saat anda merasa dikhianati, anda merasakan sakit (bahasa sistem keyakinan, sakit hati). Anda seolah merasa tenggorokan seolah tersayat sembilu, rasanya sakit. Rasanya, bisa sangat nyata. Tapi benarkah anda menelan sembilu? Tidak bukan?

Sabagai salah satu contoh (ini salah satu dan ada beberacontoh dengan kasus berbeda akan ditulis selanjut), sebut saja namanya Koko Semarang. Ya, dia tinggal di Semarang, berdarah Tionghoa berlogat jawa. Dia adalah salah satu client. Kenal dimedia sosial. Mengeluh sakit yang diasumikannya sebagai santet.

Pada saat-saat tertentu, menurut Koko Semarang, ia mengalami rasa kesakitan yang hebat. Padahal, secara medis tidak ditemukan penyakit di tubuhnya. Dan dia telah melakukan berbagai cara untuk bisa sembuh, namun belum memberikan hasil maksimal.

Saya, mempunyai WhatApps Group (WAG). Ini sering digunakan sebagai tempat interaksi dengan teman-teman yang tertarik dengan dunia spiritual. Dengan keajaiban yang dianggap hasil olah spiritual. Jumlahnya mencapai ratusan. Membernya, keluar-masuk. Dan beberapa bertahan lama. Beberapa yang keluar, cenderung faktor tidak sepemikiran. Pertama tertarik, lalu saat tehnik atau penjabarannya diluar sistem keyakinan, sering memilih keluar. Ya, kebanyakan lebih memilih keyakinan sebagai kebenaran. Cenderung tidak suka hal-hal realitas. Keyakinan mengandung eforia dan asumsi kebenaran yang tidak terbantahkan.

Singkat cerita, untuk penyembuhan, saya minta Koko Semarang untuk menyiapkan sejumlah dana. Berguna untuk persiapan ritual penyembuhan, berupa sesajen. Dan itu disepakati.

Koko Semarang tersebut, saya masukkan dalam WAG. Dimana sebagai tempat demonstrasi penyembuhan santet secara online. Saya, suka begitu untuk membuka lapisan kesadaran manusia. Saya pertontonkan fenomenanya, lalu saya tunjukkan cara kerjanya. Beberapa teman, saya ajak ikut terlibat untuk berdoa dan melakukan hal-hal yang memperkuat kesan sakral. Ya, semua dilakukan secara online di WAG.

Diantara sajen, juga ditampilkan photo client yang telah dicetak. Semua benar-benar mengandung suasana mistis. Beberapa lilin, dupa, dalam ruangan gelap. Saya rekam dalam video berdurasi pendek. Di upload dalam WAG untuk dilihat oleh Koko Semarang dan semua.

Saya juga bermain di waktu. Saya tetapkan waktu yang tepat. Malam dengan ketentuan menit yang diinstruksikan. Koko Semarang saya perintahkan untuk duduk relaks. Ritual pun dimulai! Semua saya minta bermeditasi selama 15 menit.

Ritual dimulai. Beberapa detik kemudian, buah-buahan segar yang menjadi bagian dari sajen telah berpindah ketangan saya. Ya dimakan!!… Karena memang dipilih jenis yang paling saya disukai. Saya menunggu 15 menit itu dengan melakukan berbagai aktifas dimedia sosial. Tidur-tiduran.

Setelah 15 menit berlangsung, saya melihat reaksi di WAG. Koko Semarang mengungkapkan, ada semaca energi yang bergerak keluar dari kepalanya. Ada rasa sakit dalam prosesnya. Namun, setelahnya ia merasa sangat nyaman. Dia merasakan tubuhnya sangat ringan. Ada kelegaan luar biasa. Luar biasa, dan kasus selesai! Sembuh dalam seketika. Selanjutnya, tinggal konseling untuk memperbaiki sistem berpikirnya, untuk meminimalisir potensi santet baru. Pikiran negatif baru!..

Pertanyaan, apa yang saya lakukan? Tidak ada, selain membuat serangkaian tindakan yang membuat Koko Semarang yakin bahwa dia disembuhkan.

Saya tahu persis, Koko Semarang masuk dalam ranah sistem keyakinan bahwa dia di santet. Dia berpikir bahwa dia disantet. Dan itu diaplikasikan oleh sistem syaraf menjadi sensasi rasa.

Dan saya tidak akan bisa mengeluarkannya dari keyakinan tersebut. Baginya, itu realitas. Tubuh fisiknya benar-benar merasakan rasa sakit. Dan itu nyata! Nyata baginya.

Tidak ada gunanya saya mengatakan bahwa itu produk pikiran. Karena, saat menghubungi, tujuannya bukan untuk mendapatkan pencerahan. Tapi tindakan penyembuhan.  Jika saat mengatakan bahwa tidak ada santet dalam dirinya, ada beberapa kemungkinan yang terjadi. Dan yang paling mendekati akan meragukan kemampuan/kesaktian saya. Bisa dipastikan, saya dianggap tidak mampu mendeteksi penyakitnya.

Anda sudah tahukan, sistem keyakinan adalah kebenaran absolut bagi mereka yang didalamnya. Tidak ada alasan atau argumen yang bisa membuka pikirannya. Mereka tenggelam didalamnya. Dan itu menjadi realita dalam kehidupannya.

Saya tidak bisa menarik mereka keluar dari dunia pikirannya. Tapi bisa, menenggelamkan mereka lebih dalam. Dan saya masuk kedalamnya. Menjadi bagian dari sistem keyakinannya.

Ini hanya tentang seni bermain dalam ranah dunia sistem keyakinan. Tentang serangkaian tehnik membelok jalan pikiran. Membuat keyakinan dalam keyakinan. Saat mampu membentuk sebuah keyakinan, maka akan ada realitas baru dari pikiran.

Saya telah membuat sebuah keyakinan baru di dalam pikiran Koko Semarang. Keyakinan tentang kesembuhan. Keyakinan yang melawan keyakinan. Membuat dimensi dunia baru dalam pikiran. Dari kesakitan menjadi kesembuhan. Memasuki celah pikiran melalui keyakinan.

Saat Koko Semarang yakin, maka secara otomatis sebagian dari kontrol sistem syarafnya telah diserahkan. Dan saya bisa mengoperasionalnya untuk menciptakan berbagai sensasi rasa. Setiap kata menjelma menjadi mantra.

Setiap kata yang diyakini akan menjadi keyakinan baru. Keyakinan baru akan menstimulasi sistem syaraf untuk memberi sensasi. Pikiran yang merasa sembuh, akan membentuk sensasi sembuh. Begitu cara kerja. Bersambung… 

__// Tulisan ini bagian dari buku Neurolism

Tinggalkan komentar