Pikiran itu adalah alat! Saat anda terlahir kedunia, pikiran itu sama dengan tubuh fisik yang masih bayi. Bahasa relejiyes-nya, masih suci. Lalu, lingkungan membentuknya. Perjalanan hidup akan membuat manusia terombang-ambing dalam semesta yang tak berbatas. Manusia akan dipengaruhi berbagai fenomena, sensasi, kondisi yang tidak dimengerti. Sebagian besar terpicu oleh pikiran sendiri.
Pikiran dan tubuh tubuh fisik manusia bertumbuh dan berporses dalam ketidak mengertiannya! Dan ini sangat manusiawi sekali. Dalam ketidak mengertian itu manusia terus bertransformasi dan evolusi. Mengikuti dan menyesuaikan dengan lingkungannya. Didorong kehendak dasar berupa kebutuhan dan minat. Kebutuhan untuk bertahan hidup dan minat untuk merasakah sensasi bahagia.
Sekali lagi, pikiran adalah alat. Alat yang memungkinkan manusia merasakan berbagai sensasi dalam kehidupannya. Secara fisik sentralnya di otak. Makanya, saya berkali-kali menyebutkan bahwa; Manusia itu bukan tubuh yang memiliki otak, tapi otak yang memiliki tubuh dan serangkaian sistem syaraf untuk mengaplikasikan kehendaknya.
Dalam kehidupan, saya mengklasifikasi manusia dalam tiga bagian. Ketiga bagian ini sejatinya bagian dari tahapan porses kehidupan manusia itu sendiri. Tapi manusia tetap bisa hidup disalah satu tahapan saja. Bisa stagnasi atau mengandalkan salah satu bagian. Tubuh fisik, pikiran dan kesadaran.
Artinya, manusia tetap bisa hidup hanya mengandalkan tubuh fisik saja. Hanya melakukan aktifitas tanpa mengunakan pikiran. Tetap bisa mengaplikasikan kehendak; bertahan hidup dan tetap bisa bahagia. Manusia bisa juga hidup menggunakan pikiran; mengkombinasikan antara kemampuan fisik dan pikiran. Dan manusia bisa hidup berkesadaran; Hidup dengan memegang kontrol penuh pikiran dan tubuh fisiknya.
Saya kira, anda bisa defenisikan sendiri hidup mengandalkan tubuh fisik saja. Atau hidup mengandalkan pikiran dalam memberdayakan tubuh fisik. Pakai imaginasi liar anda pun boleh.
Tapi potensi maksimal manusia akan bangkit saat hidup dengan kesadaran. Kesadaran yang memegang kendali penuh pikiran dan tubuh fisiknya. Kesadaran bahwa pikiran adalah alat! Alat yang mampu memunculkan sensasi, kondisi, fenomena bahkan pada tubuh fisik juga. Hidup dalam tataran ini sebenarnya adalah kemampuan manusia untuk memahami berbagai kinerja dari sistem kehidupannya sendiri. Tentang bagaimana memicu pikiran memunculkan sensasi, kondisi, fenomena hingga halusinasi akan dijelaskan dalam bab terpisah.
Kemampuan memahami sistem dan kinerja kehidupan, memungkinkan manusia untuk memberdayakan dirinya sendiri hingga titik maksimal. Dan atau pengendalian dari sistem kehidupan manusia lainnya. Manusia dengan hidup berkesadaran, bahkan secara sadar mampu memunculkan sensasi, kondisi, fenomena pada diri sendiri dan orang lain. Mampu membentuk sistem keyakinan terhadap diri sendiri dan orang lain. Manusia yang hidup berkesadaran, memahami benar potensi pikiran! Ini yang paling penting. Dimana kemudian mampu mengendalikan banyak pikiran.
Tentang kinerja pikiran pada dasarnya, sudah dibahas banyak keilmuan. Salah satunya adalah psikologi! Namun saya masih heran, tidak banyak yang membahas tentang potensi sistem keyakinan. Bahkan, beberapa masih dalam pengaruh sistem keyakinan yang tidak disadarinya.
Saya bukan memuhusi sistem keyakinan. Saya sendiri memanfaatkan sistem keyakinan dalam membantu banyak orang!… Tapi dengan mengetahui pola dan cara kerja sistem keyakinan, manusia mempunyai pilihan untuk tenggelam dan atau tidak tenggelam dalam sistem keyakinan. Bisa meninggalkan dan atau mengaplikasikan sistem keyakinan dalam kehidupan.
Sistem keyakinan adalah sebuah konsep. Sistem keyakinan adalah cara mem bypass pikiran. Dapat meruntuhkan kecerdasan, logika, kekuatan, keberanian, kreatifitas, dan berbagai keajaiban pikiran. Konsep yang dapat berlaku dalam kehidupan sosial. Sistem keyakinan berdaya guna ditangan manusia baik. Sebaliknya, menjadi jalan bagi manusia jahat untuk menjajah pikiran.
Sepanjang peradaban, penjajahan dan atau dalam bahasa halusnya pengendalian umat manusia; cara paling efektive adalah melalui sistem keyakinan. Ya tinggal tergantung seninya, tentang membuat pikiran manusia yakin. Saat sudah yakin, yang salah bisa jadi benar dan yang benar bisa jadi salah. Ini fakta!!…
Mau sepintar apa pun anda, mau secerdik apa pun anda, entah seberapa banyak tempat anda kunjungi dengan berbagai pengalaman, mau anda raja, ratu, atau apapun itu, saat anda sudah bisa dibuat yakin, anda berpotensi dibodohi. Ini fakta!!..
Anda bukan hidup sendiri, anda adalah mahluk sosial. Anda berada ditengah belantara semesta yang tanpa batas. Anda tidak selamanya akan bertemu orang baik, anda berpotensi bertemu orang jahat. Alat utama anda adalah pikiran. Maka sudah seharusnya mengenali cara kerja pikiran. Bukan memusuhi pikiran dan atau meninggalkan pikiran lalu berpegang diawang-awang bernama hati nurani.
Tidak ada, hati nurani itu. Hati nurani sudah saya jelaskan sebelumnya adalah bagian dari konsep sistem keyakinan. Tehnik halus agar anda tidak menggunakan pikiran. Ada serangkaian sensasi dan produk pikiran yang diklaim muncul dari hati nurani. Dan anda akan dibiarkan berputar-putar disana. Anda tidak dibiarkan tumbuh dengan pikiran anda sendiri. Pikiran yang seharus merupakan alat maha canggih yang berpotensi memikirkan hal-hal yang belum terpikirkan oleh manusia sebelumnya. Anda akan tumbuh sebagaimana manusia penikmat dan berketergantungan dengan konsep, tanpa bisa membuat konsep sendiri. Dan anda buat eforia sebagai manusia yang merasa mulia padahal sejatinya masuk dalam kategori umat! Atau pengikut!..
Saat bawah sadar atau secara psikologi dalam memori anda sudah tertanam yang namanya aplikasi umat atau pengikut, maka pikiran anda akan tumbuh seperti itu. Tumbuh sebagai umat atau pengikut. Ini murni permainan pikiran.
Anda akan tahu persis bahwa ini permainan pikiran, saat anda memahami ilmu paling tua di dunia bernama hipnosis. Anda akan secara jelas bisa melihat polanya, permainan kata dan serangkaian konsep yang mematikan daya pikiran anda.
Oh.. anda berpikiran tidak bisa di hipnosis? Anda berpikir belum pernah dihipnosis? Anda salah besar, hipnosis itu tidak melulu harus membuat anda tertidur seperti dipanggung hiburan di tv-tv. Itu seni hipnosis kelas bawah. Hipnosis itu adalah seni memanfaatkan potensi pikiran dalam memunculkan sensasi, kondisi, fenomena hingga halusinasi. Kondisi tertidur hanya salah satu dari sensasi yang bisa dimunculkan oleh pikiran. Anda bisa terhipnotis dengan tertidur atau seolah terjaga.
Hipnosis itu adalah seni mem bypass pikiran, tidak melulu menggunakan script seperti yang diajarkan dikelas-kelas hipnosis. Bisa denga kata-kata, bisa dengan isyarat, bisa dengan simbol, bisa dengan berbagai tehnik tertentu. Intinya, hipnosis itu adalah seni membuat manusia menurut, tunduk, patuh, baik secara sadar maupun tidak sadar. Saat anda memahami cara kerja pikiran, bahkan anda bisa menghipnosis manusia dengan tehnik dan kreatifitas sendiri. Hakikat, esensi, dan cara kerja hipnosis akan dijelaskan secara terpisah dalam bab lain.
Sekarang saya ingin memicu pikiran anda untuk mulai belajar bergerak sendiri. Anda bayangkan; Saat kata hipnosisnya dihilangkan, dan saya menerapkan tehnik-tehniknya dengan rangkaian induksi bahasa spiritual, apakah anda masih mengenal polanya? Apakah anda masih berpikir saya menghipnotis anda? Bersambung…
__// Tulisan ini bagian dari buku Neurolism